Nguntel EPs 1 (Sambangan-Kendal-Rumah)


Nguntel EPs 1 (Sambangan-Kendal-Rumah)
Assalamualaikum wr wb

Perkenalkan nama ane oziq, atau bisa dipanggil si oziq, kali ini si oziq tidak sedang menulis tutorial2 atau informasi masalah computer dan sebagainya, tapi klai ini si oziq mau sedikit cerita dan berbagi pengalaman mengenai pengalaman pribadi si oziq beserta saudara-saudaranya, untuk cerita si oziq ini diberi judul “Nguntel Eps 1 (Sambangan-kendal-rumah)”, mengapa kok ada episode 1 segala?? Karena rencananya si oziq mau menulis rangkaian cerita yang judulnya juga “Nguntel…………….” Tapi mempunyai latar cerita yang berbeda. Langsung saja tidak usah banyak kata-kata… CEKEDOT…..!! oziq14.wordpress.com

Pertama-tama saya akan menjelaskan apasih “Nguntel itu…????” Nguntel berasal dari bahasa jawa, kalo diartikan dalam B.indonesia yang baik dan benar itu artinya “BERSEPEDA”. Kenapa kok mengangkat judul besepeda?? Apa enaknya cerita ini??, bersepedah adalah salahsatu hobby si oziq, dkk. Dimana pada acara “Nguntel Eps 1 (Sambangan-Kendal-Rumah)” mengisahkan sebuah perjalan bersepeda si oziq bersama saudara-saudaranya, diantaranya si win, dan si bagus, jadi si oziq bersama kedua saudarax itu pada bulan september 2008 atau 2 hari sebeleum puasa romadhon, melakukan perjalanan bersepeda dengan menempuh jarah puluhan Km (kilometer) dengan melewati beberapa desa dan kecamatan selama sehari full, sambangan dan kendal sendiri adalah titik terjauh dari perjalanan kami ( “ngapain jauh2 bersepedah kayak kurang kerjaan” ) mungkin itu adalah salah satu anggapan dari pembaca cerital ini. Sebenarnya itu adalah rencana sepontan dari kita bertiga, yang sebenarnya kita hanya mau berolahraga pagi tapi gak taunya malah kelayaban/keluyuran kemana-mana, kwkwkwkwkwkw…………

Alkisah dimulai dari rumah saudara saya si win dimana jarak rumah si win dan si oziq kurang lebih 2km, dia berangkat dari rumahx kemudian langsung menjemput saya yang sudah bersiap didepan rumah, setelah si win datang kita lngsung menjemput saudara kami selanjutnya si bagus dirumahnya yang jaraknya juga sekitar 2Km dari rumah sioziq. setelah kita bertiga berkumpul kita langsung menuju ketempat yang ramai dengan orang-orang berolahraga, bisa dikatakan alun-alunya kota (“biarpun itu bukan alun2”) petro nama tempatnya. Disana kami berkeliling beberapa kali kemudian kami bersepakat untuk melanjutnya berseda ke tempat yang lebih jauh (spontan), sambil bersepa kami mendiskusikan keman selanjutnya, kamipun mensepakati mengunjungi salah satu saudara kami yang berada didesa seberang namanya “desa gembong(1)”, jaraknya sekitar 4 Km dari alun2 petro.

Kita bersepedah sangat santai sekali, mungkin kecepatan kami sekitar 10 km/jam (“kira2 segitu”), setelah 20 menit berlalu sampailah kami dirumah saudara kami yang berada “didesa gembong(1)”, jam menunjukkan pukul 07.00.  kami berkeliling sebentar dan bertanya-tanya, karena kmi sendiri tidak tahu rumahnya Cuma tahu desanya, setelah kami bertanya2 akhirnya kami menemukan rumah dari saudara kami yang biasa disekolah dipanggil “si berbei”, si berbie sendiri menyambut kami dengan hangat karena dia sendiri tidak tahu rencana kedatangan kami, kami melepas lelah sebentar dirumah si berbie sambil minum hidangan ringan yang dihidangkan oleh si berbie. Dirumah si berbie kami kembali berdiskusi kemana tujuan kita selanjunya, diputuskan 7an selanjutnya kerumah saudara kami yang selanjutnya yang berada didesa. Setelah menetukan 7an selanjunya kamipun pamit, sebelum pamitan kami sempat mengajak si berbie bersepeda dengan kmi tapi karena suatu hal kamipun membatalkan rencan tersebut, kami melanjutkan perjalan bersepeda kami kedesa moropelang yang jaraknya sekitar 4km dari rumah si berbie..

Setelahmenempuh perjalan 3km dari rumah  si berbie sampailah kami “didesa moropelang(2)”, wakt menunjukkan pkl 08.00, saudara kami didesa ini bernama “si nafi” kembali kami bertanya kepada masyarakat sekitar dimana keberadaan rumah “si nafi”, akhirnya kami menemukan rumahnya juga, tapi kami tidak lantas langsung kerumahnya dinafi, kami berhenti didepan sebuah sekolah lalu kami membeli sebuah bu2r, karena dari berangkat belum diisi makanan, setelah selesai makan bu2r kami langsung kerumah si nafi, kami parker sepeda kami didepan rumahnya dinafi, “tok2..tok22… assalamualaikum,?? (“waalaikum salam”).??. kami dibukakan pintu langsug oleh si naïf (silahkan masuk “kata naïf”), Kamipun masuk dan duduk druang tamunya, kami mengobro sebentar kemudian ditinggal masuk kedalam rumah oleh sinafi, taklama kemudian muncullah dari balik selambu “Nasi, Lauk-pauk, dkk si nasi & si lauk” yang dibawakan oleh si nafi (dalam hati kami berkata “sungguh pengertian saudara kami ini”) kamipun disuruh makan, dengan sedikit sungkan (b.jawa) kamipun memakannya, setelah selesai makan kami taklantas langsung pergi begitu saja, kami beberapa saat disana sambil cerita2, tak terasa waktu menunjukkan pkl 09.00, kamipun pamit dan melanjutnya perjalan selanjutnya yaitu kedesa keongan.

Jalan menuju “desa keongan(3)” sangat berbeda pada saat menuju 2 desa sebelumnya, jalannya menggunakan Aspal Putih, pada saat perjalan kesana kita sempet nyasar kedesa sebelah yang kami sangka desa keongan, sampailah kita didesa keongan, kembali disana bertanya dimana rumah saudara kami itu yang bernama “si inda”, setelah kami berkeliling dan bertanya2 ternyata tak ada satupun yang mengenal yang namax inda, kemudian kami bertemu seorang ibu2 dan kamipun bertanya ternyata ibu2 itu juga tidak tahu, ditanyalah kami (“nama lengkapnya siapa…?? Tanya si ibuk” ) setelah kami jawab kamipun ditunjukkan sebuah rumah, kemudian kami disuruh Tanya pada penghuni rumah tersebut, kami datangi datangi rumah tersebut  dan bernahlah ternyata itu rumah saudara kami si inda, setelah bentemu kami bertanya kenapa disi tak ada yangmengenalmu?? Diapun menjawab, “ disini q dipanggil _ita” sebab itulah tak ada yang mengenal nama inda disini. Dirumah si inda kami mengobrol sebentar sambil melepas lelah sejenak, setelah dirasa cukup kami berpamitan, ternyata sebelum kami pergi si inda menbawakan kami sebuah makanan / cemilan ringan untuk bekal kami dijalan, kami melanjutkan perjalan ke desa selanjutnya.

Tujuan kami selanjutnya adalah desa sambangan yang jaraknya 2km dari desa keongan, setelah menempuh jarah 2km sampailah kami “didesa sambangan(4)”, saudara yang kami kunjungi disana bernama “si fadjar”, kami kembali bertanya dimana rumah si fadjar, tapi yang kami tanyakan bukan menunjukkan nama si fadjar tapi nama ayahnya, karena kami takut tidak ada yangmengenal nama fadjar didesanya, ternyata benar kami Cuma bertanya sekali dengan membawa nama ayahnya sifadjar kami langsung ditunjukkan rumah sifadjar. Kami sempat ragu dengan rumah sifadjar apakah benar atau tidak, tapi setelah kami melihat jemuran dimana jemuran tersebut ada seragam dari sekolah kami, kamipun yakin bahwa itu rumah si fadjar, ternyata benar itu rumahnya dan kamipun bertemu dengannya, waktu menunjukkan pkl 11.30 waktu sampai drumahnya. Kamipun dijamu dengan segentong air dingin dan disediakan makan pula, padahal kami kesana cuma berniat “silaturrahmi”(^_^), tapi syukur Alhamdulillah perut kami diisi kembali, kamipun mengobrol dan bercerita tentang perjalan kami tadi. Tak terasa adzan dhuhurpun terdengar kamipun sholat dimusola rumah si fadjar. Setelah selesai sholat kamipun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan, taklupa kami meminta air untuk bekal diperjalanan.

Setelah dari desa sambangan kami melanjutkan perjalan “Kedesa Dati Nawong(5)” desa dati nawong sendiri berseberangan dengan desa gembong (tempat tinggal saudara kami si berbie), jarak yang kami tempuh tempuh ke desa datinawong sekitan 6km dari desa sambangan, kami melewati rute yang berbeda, dan rute itupun kami asal2an, dengan melewati hamparan sawah yang hijau dengan aspal putih dan aspal coklatnya + cuaca dengan terik matahari yang menyilaukan kami terus menerjangnya, sehingga kamipun sampai dijalan yang ada aspal hitamnya. Kami terus melaju hingga akhirnya kami sampai didesa dati nawong, kamipun langsung menuju rumah saudara kami disana yang bernama “si zum” tanpa bertanya karena kami sebelumnya sudah mengetahui rumah si zum, sampailah kami dirumahnya dan disambut oleh orangtuanya, kamupun bertanya “zumnya ada pak..??” bapak zum menjawab “zumnya lagi pergi dengan temannya sejak pagi, g tahu plangnya kpan”, ya udah pak terimakasih. Kamipun tidak bertemu dengannnya, lekas kamipun pergi dari rumahnya dan melanjutnya perjalanan kedesa Kendal.

Desa Kendal berjarak sekitar 6km dari desa dati nawong, dalam perjalan kami melewati aspal hitam dengan pemandangna disisi kiri dan kanan penuh dengan dengan sawah dengan warna hijau yang menyejukkan mata, kami juga menyempatkan berbalapan sepeda karena jalanx yang lumayan bagus dan tidak terlalu ramai, meskipun dalam balapan tersebut saya kalah, tapi saya senang. Setelah menempuh perjalanan 30 menit sampailah kami “didesa Kendal(6)”, sampainya didesa Kendal kamipun bertanya dimana rumah “si cimol” saudara kami yang tinggal di desa Kendal. Sebelum kami kerumah si cimol kami sholat ashar terlebih dahulu dimasjid Kendal karena waktu menunjukkan pkl 15.30, dimasjid terebut kami bertanya kepada seorang anak tentang keberadaan rumah sicimol kami lekas ditunjukkan rumahnya. Kamipun mengucap salam lalu dijawab oleh ibu si cimol, kami dipersilahkan masuk dan dipanggilah cimol dari dalam rumah, akhirnya kamibertemu dengan si cimol, lagi2 kami disuguhi makanan dan minuman (sungguh senangnya dapet makan n minuman lagi, hehehehehe), kami lalu bercerita tentang perjalanan kami seharian ini, setelah mengobrol dan bercerita panjang lebar kamipun berpamitan, sebelum pergi meninggalkan desa Kendal kami sempatkan berkunjung kebendungan gerak yang ada didesa Kendal, dinamakan bendungan gerak karena pintu yang mengalirkan air bisa terbuka pada saat air sedang melimpah dan menutup pada saat musim kemarau supaya tidak terjadi kekurangan air. Setelah berkeliling dibendungan itu kami melanjutkan perjalanan….

Perjalan kami selanjutnya yaitu menuju ketmpat kami start tadi yaitu petro, dimana jarak petro dengan desa Kendal sekitar 10 km, kami langsung meluncur dengan cepat dan melewati rute yang berbeda pula, kami diburu oleh waktu karena sudah menunjukkan pkl 16.30an, kami takut maghrib tidak sampai rumah, kami terus saja melaju dengan melewati beberapa rintangan dan hadangan mulai dengan tanjakan, turunan, hewan2 ternak warga yang berkeliaran dan menghalangi jalan tapi kami terusa saja terobos, kami tidak bisa memacu sepedah dengan kecepatan tinggi karena jalannya tidak memungkinkan untuk melaju dengan kencang. Waktu sudah menunjukkan pkl 17.00 dan sudah sekitar ¼ jalan lagi untuk sampai petro, sampai akhirnya waktu menunjukkan pkl 17.10 kami sampai “dipetro”, petro sendiri jaraknya sangat dekat dengan rumah si bagus, kamipun berpisah dengan si bagus disana. Selanjutnya kami tinggal berdua yanb berjuang untuk sampai rumah, tibalah disebuah persimpangan si oziqpun berpisah dengan si win untuk menuju rumah masing-masing, Syukur Alhamdulillah si oziq akhirnya sampai dirumahnya sekitar pkl 17.20….

Sampainya dirumah si oziq langsung diintrogasi oleh kedua orang tuanya, “kemana saja seharian kok gak pulang??”, si oziq pun langsung menceritakan tentang keberadaan dan perjalannya seharian ini, orang tua si oziqpun mengerti dan tidak memarahi si oziq, pada malam hari itu juga si oziq sempat bermzan dg si win menayakan kabarnya, ternyata si win sedang KO alias badanx remek semua jadi di baru saja dari tukang urut (dalam hati sioziq “wkwkwkwkwkwkwkwkw”) tapi kata si win Cuma kecapean jadi gpp. Trus si ziq juga menanyakan kabr si bagus ternyata si bagus fine22 ja.

Keesokan paginya beberapa teman kami yang ada disekolah ada yang mengatahui tentang kisah perjalan kami (si oziq, si win, n si bagus) kemarin, mereka mendapat cerita dari saudara2 yang kami kunjungin kemarin, n ada dari teman2 kami yang mengajak jalan2 naik sepedah bareng, kamipun mengizakan sambil menunggu waktu yang pas. Tak lupa kami juga bertemu kembali dengan saudara2 yang kami kunjungi kemarin, mereka menanyakan bagaimana perjalan kami kemarin, kamipun ceritakan panjang lebar n merekapun Cuma tertawa sambil meminta lainkali supaya main atau berkunjung kerumahnya lagi (dalam hati si oziq “kalo dapet tumpangan OK, ckckckckckckckckckck”)…………………….

Namun sayang, dariperjalan si oziq dan kwan2x tidak bisa mengabadikan moment demi moment yang telah dilalaui dikarenakan keterbatasan alat, namun si oziq bisa sedikit menggmbarkan sedikit kondisi serta lokasi dan situasi mengenai rute perjalannya kali ini, kurang lebih rute perjalannta seperti berikut….

Dari kisah tentang perjalan si oziq dan saudara2nya (sohib2nya) si oziq mengambil kesimpulan bahwa tetap jaga hubungan baik antar sesama manusia serta pererat terus tali silaturrahmi, meskipun rintangan menghadang, jarak dan waktu yang menjadi peghalang teruslah melangkah.. (hehehehehehehehe), disamping itu badan kita bisa menjadi sehat serta bisa ikut serta mencegah pemanasan global dengan bersepeda (???????)…!!

Demikian sedikit cerita tentang perjalanan si oziq dan kawan2nya, semoga bisa menginspirasi para pembaca, sampai berjumpa dikisah perjalan si oziq yang selanjutnya, Tunggu Episode Yang Selanjutnya….!!!

“Wassalamualaikum Wr WB”

NB:

Mohon maaf si oziq tidak memakai bahasa yang benar serta mohon maap jika ada penulisan yang salah dalam artikel ini karena si oziq tidak sempat mengoreksi tulisannya kembali dikarenakan malas membaca (wkwkwkwkwkw), si oziq juga minta maaf sekali lagi atas penyebutan nama serta alamat yang salah, karena itu memang disengaja.  jika kurang berkenan bisa marah2 sendiri didepan komputer masing2 (ckckckckckckckck)…>!!!

Si oziq menerima segala masukan, baik berupa kritik serta saran n Jika mau Comment silahkan dibawah ini…!

Minta JempOLnya gan…???? Ukey222…??? (^_^)

By : Ozzziqq CCRrEAaTOOrr AArrRRTTtt

Posted on 29 May, 2011, in Kegiatan, Mbolang and tagged , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment